70 Kutipan RA Kartini Kata Bijak Tentang Emansipasi Perempuan Hingga Cinta Untuk Status Di Sosmed

From BlokCity
Revision as of 17:37, 12 April 2022 by ElmoNarvaez7193 (talk | contribs) (Created page with "Hari Kartini diperingati tiap-tiap tanggal 21 April.<br><br>Peringatan Hari berdasarkan terhadap tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kar...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Hari Kartini diperingati tiap-tiap tanggal 21 April.

Peringatan Hari berdasarkan terhadap tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.

RA Kartini jadi sosok yang terkenal atas idenya dalam mencetuskan emansipasi perempuan di Indonesia.

Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini terhitung menerbitkan karya yang terkenal, yaitu buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Untuk memperingati Hari Kartini, di bawah ini, ada 70 kutipan kata-kata bijak yang dulu dikemukakan RA Kartini.

Kata-kata bijak tersebut mengenai emansipasi perempuan, https://www.cherryjuicerecordings.com/ pendidikan, perjuangan, hingga cinta.

Baca juga: Hari Kartini 21 April: Berikut Sejarah hingga Biografi RA Kartini

Buku RA Kartini.

Berikut 70 kutipan kata-kata bijak RA Kartini, dirangkum dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujaran Bijak sang Pejuang Emansipasi, karya Ahmad Nurcholish:

1. "Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah asumsi saja, melainkan terhitung pendidik budi pekerti."

2. "Tetapi apalah artinya pandai didalam pengetahuan yang hendak diajarkan itu, jikalau ia tidak mampu menerangkannya secara paham kepada murid-murid."

3. "Gadis yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak bakal bisa ulang hidup di di dalam dunia nenek moyangnya."

4. "Kita sanggup jadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti jadi wanita sepenuhnya."

5. "Untuk saat didiklah, berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan kaum bangsawan: berasal dari sinilah peradaban bangsa wajib dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas, dan baik. Maka mereka bakal menyebarluaskan peradaban di antara bangsanya."

6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lalu bahkan terhitung sampai sementara ini adalah hidup seirama bersama laki-laki."

7. "Rampaslah seluruh harta benda saya, asalkan jangan pena saya."

8. "Pendidikan sekolah bagi anak-anak terhadap kala sekarang merupakan hal yang biasa sekali, tetapi kalau kuantitas anak meraih 25 orang, bagaimana barangkali pendidikan yang sebaik-baiknya itu sanggup diusahakan bagi mereka semua? Orang tidak berhak melahirkan anak jikalau dia tidak mampu menghidupinya."

9. "Bila orang hendak nyata-nyata memajukan peradaban, maka kecerdasan asumsi dan pertumbuhan budi perlu sama-sama dimajukan."

10. "Adalah suatu pertolongan dan pemberian besar sekali bagi orang laki-laki jikalau perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."

11. "Ketidaksetaraan perempuan ini akibat dari dibatasinya akses perempuan untuk beroleh pengetahuan agar perempuan jadi bodoh. Sehingga langkah cuma satu adalah perempuan wajib sekolah."

12. "Simpati itu bagi kita merupakan kepuasan, kekuatan, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."

13. "Dan gadis-gadis lebih-lebih amat kesulitan hidupnya, karena mereka telah berada di tempat di mana alam tiap tiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, seumpama perempuan wajib tinggal dengan damai serumah dengan madunya?"

14. "Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan mesti memperdengarkan suaranya! Masih dapat dapatkah dengan tenang orang mengatakan 'keadaan mereka baik' kecuali orang melihat dan mengerti semuanya, yang udah kami lihat dan kita ketahui itu?"

15. "Dan pada pendidikan itu janganlah cuma akal yang dipertajam, namun budi pun wajib dipertinggi."

16. "Apabila kita menghendaki orang lain mengikuti jejak kami, maka semisal yang kami berikan haruslah suatu hal yang berbicara, mengakibatkan rasa terpesona dan permohonan untuk menirunya."

17. "Kami anak-anak perempuan tidak boleh mempunyai pendapat, kami kudu terima dan menyetujui dan juga mengamini seluruh yang diakui baik oleh orang lain."

18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang seimbang pada raga yang tangguh, tetapi hati selalu patuh. Emansipasi ada penerimaan. Penerimaan diri bahwa tiap-tiap daerah tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."

19. "Saya dapat mengajar anak-anak saya, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling melihat sebagai makhluk yang sama. Saya dapat memberi tambahan pendidikan yang sama kepada mereka, pasti saja menurut bakatnya masing-masing, Lagi pula, saya punya niat bakal menghapuskan batas yang menggelikan antara laki-laki dan perempuan yang dibikin orang sedemikian cermatnya."

20. "Pendidikan untuk wanita benar-benar penting di dalam konteks menunjang perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tapi terkecuali keliru kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, bermakna sama saja bersama membodoh lagi."

21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikian semboyan umumnya pembesar. Mereka tidak puas menyaksikan orang-orang lain juga ingin pengetahuan dan kemajuan."

22. "Tidak wajib penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tidak bisa pesat, seumpama di dalam perihal itu perempuan terbelakang. Setiap selagi kemajuan perempuan itu ternyata merupakan segi mutlak dalam peradaban bangsa."

23. "Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan berbarengan bekerja merubah suasana yang tak terderita ini."

24. "Dalam tangan anaklah terletak jaman depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu."

24. "Pandai itu tidak merupakan kebahagiaan untuk tiap tiap orang. Celakalah jikalau orang sanggup berpikir tetapi tidak boleh; andaikan orang sanggup merasa, bisa dan mau, namun tidak boleh. Lebih baik senantiasa bodoh saja."

25. "Kami manusia, layaknya halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan aku berbuat dan aku akan menunjukkan, bahwa aku manusia. Manusia layaknya laki-laki."

26. "Kecerdasan otak saja tidak artinya segala-galanya. Harus ada terhitung kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terkait dengan orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, terhitung hati wajib dibimbing, jikalau tidak demikian peradaban tinggal permukaannya saja."

27. "Ikhtiar! Berjuanglah melepaskan diri. Jika engkau telah bebas gara-gara ikhtiarmu itu, barulah dapat engkau tolong orang lain."

28. "Jika kami tidak melacak pengetahuan, maka hidup kami tidak bakal bahagia dan kehidupan kami akan tambah mundur."

29. "Karena bila taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, maka budi bangsa itu sendiri adalah suatu puisi."

30. "Habis gelap terbitlah terang."

31. "Tiada awan di langit yang selalu selamanya. Tiada bisa saja akan berkesinambungan terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam."

32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang pasti akan mati. Janganlah hendak bermimpi apabila lebih pernah sudah diketahui nanti bakal bangun bersama teramat mengecewakan."

33. "Jangan kau katakan aku tidak dapat, tetapi katakan saya mau."

34. "Kami mengira kita jelas banyak sekali, tetapi sebenarnya kami tidak tahu apa-apa. Kami mengira kami membawa kemauan, hasrat besi. Kami mengira kita bisa memindahkan gunung namun nyatanya hanya setitik air mata pedih, saat itu juga pandangan mata duka cita berasal dari mata yang kami sayangi dan patahlah kapabilitas kami."

35. "Pergilah, bekerjalah untuk mewujudkan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh hukum yang lalim bersama dengan paham yang salah berkenaan benar dan salah, berkenaan baik dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah namun bekerjalah untuk suatu hal yang kekal."

36. "Dalam hatinya sebab perlawanan pada suasana zaman, jiwanya menjadi matang. Ia tidak akan, tidak rela tunduk. Ia harus menempuh jalur baru."

37. "Percayalah akan era depan."

38. "Para lanjut usia, jangan menampik segala yang baru. Ingatlah, bahwa seluruh yang saat ini telah tua, termasuk pernah baru."

39. "Ketidaksetaraan inilah yang mengakibatkan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi."

40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan capek untuk berusaha gigih membela seluruh yang baik."

41. "Kami yakin, jikalau seseorang berani memulai, banyak yang bakal mengikuti."

42. "Angkatan muda, tidak ada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri bisa berbuat suatu hal untuk memajukan, tingkatkan derajat bangsa kami. Tetapi andaikata kami bersatu, mempersatukan kekuatan kami, bekerja bersama-sama, maka hasil usaha kami dapat lebih besar. Bersatu kami kukuh dan berkuasa."

43. "Kita mesti hidup berbarengan dan untuk seluruh manusia. Tujuan hidup kami ialah membawa dampak hidup lebih indah."

44. "Sudah jauh dan lama kami mencari, dan kita tiadalah tahu, terlalu dekatnya, selamanya pada kita barang yang kami cari itu, ada di di dalam diri kita sendiri."

45. "Perbuatan saya itu bakal lebih banyak menarik hati orang sebangsa saya daripada seribu kata ajakan yang gembira-gembira."

46. "Bagaimana barangkali seorang pria dan wanita mampu mencintai satu bersama dengan yang lain disaat mereka baru bersua pertama kali dalam kehidupan ini sesudah mereka terikat di dalam pernikahan?"

47. "Kita meminta untuk dicintai--bukan ditakuti."

48. "Tiada hal yang lebih indah tak hanya sanggup menerbitkan senyum di wajah mereka yang kami cinta."

49. "Saat suatu pertalian berakhir, bukan bermakna orang berhenti saling mencintai. Mereka cuma berhenti saling menyakiti."

50. "Betapa ganjil udah ajaibnya rasa kasih sayang itu: tidak mau dipaksa, tidak rela diikat di mana pun juga. Datang tanpa diundang, tidak disangka-sangka. Dan bersama dengan sepatah kata saja, namun sepatah kata yang menjenguk jauh ke dalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang hingga sekarang belum mengenal bersama ikatan-ikatan erat!"

51. "Maksud Tuhan terhadap kita adalah baik. Hidup ini diberikan kepada kita sebagai rahmat dan tidak sebagai beban, kita manusia sendiri umumnya membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."

52. "Agama kudu menjaga kami berasal dari perbuatan dosa, namun berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."

53. "Ingin benar saya manfaatkan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah."

54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi dari ibu jasmani."

55. "Tugas manusia ialah menjadi manusia."

56. "Harta paling suci di dunia ialah hati laki-laki yang luhur."

57. "Banyak perihal yang mampu menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang terlampau dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."

58. "Jangan mengeluhkan hal-hal tidak baik yang mampir di dalam hidupmu. Tuhan tak dulu memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang."

59. "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau bisa bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sesungguhnya kejam."

60. "Tahukah engkau semboyanku? Aku Mau! Dua patah kata yang ringkas itu udah beberapa kali menolong dan mempunyai aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tidak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku Mau!' menyebabkan kita enteng mendaki puncak gunung."

61. "Lebih banyak kita maklum, lebih tidak cukup rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kami dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."

62. "Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan lebih-lebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna berkunjung kepadamu."

63. "Jangan pernah menyerah jika anda tetap idamkan mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang dikarenakan anda selangkah ulang untuk menang."

64. "Tak acuhkan seberapa keras anda mencoba, anda tak akan pernah sanggup menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu sebenarnya punya nilai di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk melacak seseorang yang lebih baik darimu."

65. "Adakah yang lebih hina, daripada tergantung kepada orang lain?"

66. "Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula didalam hidup manusia. Karena tersedia angan-angan ringan mati, terkadang timbullah angan-angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah."

67. "Sebab barang siapa tidak sanggup merasakan sakit, dia terhitung kebal terhadap rasa gembira. Barang siapa tidak menderita, tidak terhitung sanggup merasakan nikmat yang sesungguhnya."

68. "Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang bisa bertahan dalam topan semacam itu, sanggup melawan kekejaman dan kekerasan dunia."

69. "Kesadaran anak-anak perlu dibangunkan, bahwa mereka harus memenuhi panggilan budi di dalam masyarakat terhadap bangsa yang bakal mereka kemudikan."

70. "Petani terbaik tidak bakal memungut padi berasal dari tanah yang tidak dikerjakannya lebih dulu, sebelum menebarkan benih dan menanam di situ! Tidak bakal mampu terhitung ahli bangunan yang terbaik mendirikan gedung tanpa fondasi!"

Berita lainnya perihal Hari Kartini